Selasa, 24 November 2009

cerpen

1 Komentar cerpen Baru-baru ini, aku pindah ke sekolah yang ada di Jakarta. Di sana banyak sekali pengalamanku yang menyenangkan maupun yang sedih. Aku menyukai seseorang di kelasku namanya Randy. Randy anaknya pintar, baik, ganteng, dan lain-lain. Sebenarnya sih bukan cuma aku aja yang suka sama dia tapi, hampir anak-anak kelas 9 di sana pada naksir sama dia.Hari ini, akan diadakan kunjungan ke kawasan desa yang terletak di belakang sekolah kami. Sebenarnya aku tidak mau ikut. Tapi aku dipaksa guru untuk ikut karyawisata jadi mau gak mau aku harus ikut.Tiba-tiba, ada seseorang yang menginjak kakiku. "Au....." jeritku. "Maaf, ya! Kamu gak apa-apa?" tanya orang itu. "Aku gak apa-apa. Kamu..." ucapanku terputus. "Kenalkan namaku Randy. Nama kamu siapa?" tanya Randy. "Namaku... Sari," ucapku terbata-bata. Kemudian, Bu Sisil memangil Randy untuk membantu membagikan sumbangan untuk warga di sekitar desa. "Aku pergi dulu ya! Besok kita ngobrol lagi," kata Randy sambil melambai kearahku. Aku pun melambai kearahnya.Brukkk. Aku menghempaskan tubuhku keatas ranjang. Hari ini rasanya aku senang sekali bisa berkenalan dengan Randy. Padahal aku merasa kalau aku tidak bisa berkenalan dengannya. Rasanya aku tidak sabar menunggu datangnya hari esok.Pagi harinya, aku bangun pagi sekali. Mama yang melihatku sangat kaget. Aku pun hanya membalasnya dengan senyuman. Mama heran karena biasanya aku tidak pernah bangun pagi bahkan biasanya aku selalu dibangunin. "Sari, kenapa kamu hari ini bangun pagi sekali?" tanya mama. "Mama, aku pergi dulu ya!" jawabku dengan asal. Sebenarnya perkataan mamaku tadi tidak aku dengar karena aku hanya memikirkan Randy.Jamku sudah menunjukan pukul 06.40. Biasanya jam segini anak-anak di sekolahku pada belum datang. Karena aku merasa sepi di kelas, aku memutuskan untuk keliling sekolah. Iseng-iseng, aku melewati kelas Randy. Saat aku mengintip kelas Randy, aku melihat ia bersama seorang anak perempuan kelas 9A. Ternyata Randy melihat keberadaanku. "Eh, Sari! Ini pacarku namanya Angel. Jangan kasuh tahu siapa-siapa ya kalau aku udah pacaran. Sini kita ngobrol dulu," kata Randy. "Maaf, ya! Aku gak bisa ngobrol lama-lama soalnya aku mau mengerjakan tugas dulu!" jawabku sambil berlari menuju kelas.Ternyata di dalam kelas sudah ada Adrian. Adrian yang melihatku menangis merasa heran. "Sari kamu kenapa? Kalau kamu gak bisa cerita juga gak apa-apa. Lebih baik aku tinggalin kamu senduri supaya kamu bisa lebih tenang," kata Adrian. "Adrian, aku mau cerita sama kamu. Tapi jangan bilang siapa-siapa," kataku sambil menangis. Kemudian Adrian berbalik kearahku dan duduk di sampingku. Kemudian aku menceritakan dari waktu aku suka sama Randy sampai waktu aku sakit hati gara-gara ngeliat Randy udah punya pacar. "Kamu jangan sedih lagi, ya! Nanti saat jam pulang sekolah kamu ikut aku ke suatu tempat. Aku jamin kamu pasti suka. Kamu mau ikut gak? Tapi kita cuma berdua, gak apa-apa kan?" kata Adrian. Aku menyetujuinya.Sepulang sekolah, Adrian membawaku ke sebuah taman yang sangat indah. Di sebelah kiri taman ada sebuah pondok kecil. Benar yang dikatakan Adrian kalau aku ke taman ini aku merasa tenang atau......... karena ada Adrian ya? Ah.... gak usah di bahas deh.Tiba-tiba, hujan turun deras sekali. Kami berdua terpaksa berteduh di pondok. Aku kedinginana sekali karena aku lupa membawa jaket gara-gara bangun pagi buat ngeliat Randy dengan anak 9A gak ada gunanya. Gara-gara gak bawa jaket dan bajuku udah basah kuyup aku jadi menggigil. Adrian yang ada di sampingku memberikan jaketnya. "Kamu kedinginan ya? Pake jaketku aja. Aku gak kedinginan," kata Adrian sambil menyodorkan jaketnya. "Terima kasih ya. Kamu udah baik banget sama aku," kataku tergagap-gagap.1 jam kemudian hujan sudah mulai reda. Adrian mengantarkanku sampai rumah. Dalam hati aku masih gak nyagka kalau Adrian itu orangnya baik banget. Apa aku naksir sama dia ya? Tau ah...Seminggu pun berlalu. Adrian tidak masuk sekolah. Aku sih tidak tau sebabnya. tapi kata teman-teman Adrian sakit, di baru bisa masuk sekolah besok. Aku merasa aneh pada diriku sendiri. Saat Adrian tidak masuk rasanya aku kehilangan sesuatu yang sangat berharga.Keesokannya, Adrian sudah masuk kembali. "Hai, Sari! Pas jam tiga kita ketemuan di taman yang waktu itu aku tunjukin ke kamu ya! Yang kali ini jangan sampai nolak," kata Adrian. Saat aku mau menjawab dia sudah pergi. Aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan Adrian.Bel pulang sekolah berbunyi. Aku segera pulang untuk ganti baju dan makan setelah itu bertemu Adrian. Saat aku mau pergi, hujan turun. Aku bingung untuk pergi menemui Adrian atau tidak. Tapi dari sikapnya tadi ia ingin membicarakan hal penting jadi kuputuskan untuk pergi menemuinya.5 menit kemudian aku sampai di taman. Aku menuju pondok kecil yang ada di sebelah kiri taman. Ternyata Adrian sudah ada di sana. kemudian ia berlari menghampiriku. "Sari, sebenarnya........aku suka... sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?" tanya adrian dengan ragu-ragu. "Sebenarnya aku juga suka sama kamu," jawabku sambil tersipu malu.
Rasanya itu adalah detik-detikku yang paling berharga
SELESAI
Populerkan, simpan atau kirim cerpen ini : Share/Save/Bookmark

Tidak ada komentar:

Posting Komentar